Josep Guardiola Bisa Sesukses Sekarang Karena Hal Ini

Josep Guardiola
Josep Guardiola

 

 

zapbg.com – Josep Guardiola, siapa yang tidak mengenal dirinya. Naluri hebat sorang pelatih terbukti mampu melihat bakat dan potensi hebat yang dimiliki oleh seorang atlet yang mungkin luput dari pengamatan pihak lain.

Banyak kisah yang muncul tentang fenomena itu.Kejelian Frank Rijkaard yang melihat potensi hebat pada diri seorang pemuda bernama Lionel Messi terbukti tepat ketika dirinya mempromosikan Messi ke tim utama Barcelona dan itulah awal kisah kejayaan Lionel Messi di pentas sepakbola Internasional. Josep Guardiola

Namun jauh sebelumnya senior Rijkaard yang juga sesama legenda Timnas Belanda yang juga pelatih Barcelona Johan Cruyff membuktikan naluri tajamnya dalam mencium bakat dan potensi seorang pemainterbukti sukses besar dan membawa kesuksesan bagi Barcelona di Spanyol dan Eropa. Momen itu terjadi ketika Johan Cruyff mempromosikan seorang pemuda berusia 19 tahun bernama Josep “Pep” Guardiola dari Barcelona B ke tim utama Barcelona tahun 1990.

Johan Cruyff hadir ke Barcelona pada tahun 1988 menggantikan Luis Aragones.Barcelona sendiri bukanlah sesuatu yang baru bagi Cruyff karena pada periode 1973 – 1978 dirinya pernah membela Barcelona sebagai pemain. Ketika menjadi pemain Barcelona dirinya adalah sosok yang begitu dicintai oleh pendukung Barcelona atas kesuksesannya membawa Barcelona menjadi Juara Liga Spanyol musim 1973/1974 dan Juara Copa Del Rey musim 1977/1978.

Kehadiran dirinya di Barcelona membuat publik Barcelona berharap Barcelona akan kembali berjaya di Spanyol dan Eropa serta keluar dari bayang – bayang hegemoni sang ”rival abadi” Real Madrid yang begitu dominan di Liga Spanyol dengan menjuarai Liga Spanyol tanpa henti sejak musim 1985/1986. Apalagi Cruyff cukup sukses ketika menangani Ajax terutama ketika membawa Ajax berjaya di Eropa ketika menjadi Juara Cup Winners Cup pada musim 1986/1987. Josep Guardiola

Perlahan namun pasti Cruyff mulai membangun kekuatan Barcelona.Keputusan kontroversial dibuat oleh Cruyff dengan melepas bintang Jerman Bernd Schuster ke Real Madrid dan mempromosikan pemain Barcelona B Luis Milla ke tim utama Barcelona setelah Cruyff menyaksikan aksi Milla yang mencetak gol sundulan kepala berkelas ketika membela Barcelona B.

Sempat dipersoalkan terutama ketika mempromosikan Luis Milla namun Cruyff berhasil membuktikan bahwa keputusannya itu tepat.Barcelona yang pada Liga Spanyol musim 1987/1988 berada di peringkat 6 dibawanya naik ke peringkat 2 Liga Spanyol musim 1988/1989 di bawah sang juara Real Madrid. Dan lebih fenomenal lagi Cruyff berhasil membawa Barcelona menjadi Juara Cup Winners Cup pada musim 1988/1989 setelah menaklukkan klub Italia Sampdoria 2-0 di Final.

Luis Milla yang ditempatkan oleh Cruyff sebagai gelandang bertahan terbukti menjadi salah satu elemen penting kekuatan Barcelona saat itu.Pada musim 1989/1990 Cruyff kembali membuat keputusan kontroversial dengan melepas striker andalan asal Inggris yang juga pujaan publik Barcelona yaitu Garry Lineker. Publik sempat meradang namun Cruyff tetap pada keputusannya karena menganggap Lineker bukan striker idamannya.

Namun Cruyff juga membuat keputusan besar dengan merekrut libero handal Timnas Belanda Ronald Koeman dari PSV Eindhoeven dan gelandang Timnas Denmark Michael Laudrup dari Juventus.Dan terbukti Cruyff tetap mampu membawa Barcelona berada di papan atas Liga Spanyol dengan menduduki peringkat 3 musim 1989/1990 dan sukses membawa Barcelona menjadi Juara Copa Del Rey musim 1989/1990 dengan menaklukkan sang “rival abadi” yang juga Juara Liga Spanyol musim 1989/1990 Real Madrid di Final dengan skor 2-0.Luis Milla kembali menjadi motor hebat Barcelona berduet dengan Michael Laudrup.

Kesuksesan ini membuat harapan publik Barcelona akan kejayaan Barcelona kembali menemui jalan terang.Namun pada akhir musim 1989/1990 ini Cruyff terlibat perselisihan dengan Luis Milla. Dan perselisihan itu membuat Cruyff memutuskan melepas Luis Milla ke Real Madrid.Publik Barcelona dibuat terhenyak karena begitu besarnya peran Luis Milla bagi keberhasilan Barcelona di musim 1988/1989 dan 1989/1990.

baca juga yuk -> Tak Ada Guardiola, Enzo Maresca Sebut 3 Sosok Ini Sebagai Inspirasi Melatih

Pada awalnya Cruyff mengusulkan kepada manajemen Barcelona untuk mengontrak gelandang bertahan handal Denmark yang bermain di Liverpool Jan Molby untuk menggantikan Luis Milla. Kebetulan Cruyff pernah bermain bareng dengan Molby di Ajax pada musim 1982/1983 sehingga Cruyff sangat mengenalnya dan yakin Molby pilihan yang tepat bagi tim asuhannya tersebut.Molby menyambut baik tawaran tersebut dan negosiasipun sudah dilakukan fihak Barcelona dengan Liverpool.

Namun semua berubah ketika Cruyff menyakasikan pertandingan Barcelona B di kasta kedua Liga Spanyol kala itu.Cruyff terpesona pada bakat seorang anak muda yang dilihatnya bermain prima di lini tengah Barcelona B.

Anak muda itu bermain baik sebagi gelandang sayap kanan namun dirinya melihat bahwa anak muda itu akan lebih hebat jika dimainkan sebagai gelandang bertahan.

Di jeda pertandingan Cruyff menemui sang pelatih Barcelona B Charles Rexach untuk memindahkan anak muda itu ke posisi gelandang bertahan di babak kedua.Rexachpun mengikuti saran Cruyff. Ternyata walau sempat kagok anak muda itu mampu bermain lumayan baik pada posisi tersebut.Seusai pertandingan Cruyff menemui Rexach dan meminta agar Rexach terus memainkan anak muda itu di posisi gelandang bertahan.

Sesudah itu Cruyff beberapa kali memantau anak muda itu di pusat latihan Barcelona B dan pertandingan Barcelona B di liga.Akhirnya Cruyff menemui Rexach dan mengungkapkan niatnya mempromosikan anak muda itu ke tim utama Barcelona dan disambut positif oleh Rexach.Anak muda itu adalah Josep “Pep” Guardiola.

Cruyff kemudian menghubungi manajemen Barcelona untuk membatalkan merekrut Jan Molby dan mengontrak Pep Guardiola.Manajemen Barcelona sendiri sempat heran karena Cruyff memilih mengabaikan sosok sarat pengalaman seperti Jan Molby dan memilih pemuda berusia 19 tahun seperti Guardiola. Namun manajemen yakin pilihan Cruyff tidak salah.

Walau kemampuan bertahannya belum teruji benar tapi Cruyff yakin mampu meningkatkan skill bertahan Guardiola dan yakin Guardiola akan lebih hebat dari Luis Milla di posisi gelandang bertahan.

Dalam waawancara dengan Marca pada 2015 Cruyff mengungapkan bahwa ketika melihat sosok Josep Guardiola pertama kali, ia melihat bahwa Guardiola memiliki visi bermain yang luar biasa, tetapi sangat lemah dalam bertahan. Melihat hal tersebut, Cruyff membantu Guardiola dalam mengembangkan kemampuan bertahan dan mengajari Guardiola dalam pemilihan posisi.

“Guardiola, secara teknik, merupakan pemain hebat, visi luar biasa, jadi mudah melatihnya. Namun, dia berada di posisi yang mengharuskannya untuk bertahan, dia bermain di depan barisan bek kami. Jadi saya bertanya padanya: ‘bisakah Anda bertahan?’,” ujar Cruyff kepada Marca.

“Saya sendiri bukan bek, jika saya harus menjaga banyak ruang kosong ini, saya merupakan bek buruk. Namun, ketika saya harus menjaga satu ruang kecil ini, saya bisa jadi yang terbaik.”

Intinya, Cruyff tidak meminta Guardiola menjaga lawan dengan ketat. Ada banyak cara lain untuk bertahan. Ketika itu,Cruyff meminta Guardiola menjaga pola dengan dua gelandang lainnya.

“Ini bukan soal apakah saya bek baik atau buruk, tapi tentang ruang yang harus Anda jaga. Jadi saya berkata pada Guardiola: Anda cerdas mendrible bola, tapi terkadang kita tidak membawa bola dan kita harus bertahan,” imbuh Cruyff.

“Satu-satunya tugas Anda adalah menempatkan dua gelandang lainnya tetap di samping Anda, satu di sini, satu di sana, dan Anda akan jadi salah satu gelandang bertahan terbaik. Ini bukan soal menyerang pemain lawan atau merebut bola. Ini soal ruang yang harus Anda jaga,” lanjut Cruyff.”

Dan untuk mematangkan pemahaman Guardiola akan pola permaianan Total Football yang diterapkannya Cruyff menempatkan Ronald Koeman sebagai teman sekamar sekaligus membimbing Guardiola.

“Ajari Guardiola tentang permainan sepakbola Belanda dan bimbing dia tentang cara bertahan dalam Total Football” pesan Cruyff kepada Koeman.

Koeman menyambut baik amanah Cruyff tersebut.Koeman sendiri melihat Guardiola begitu antusias mempelajari gaya sepakbola Total Football khas Belanda yang di Barcelona disebut dengan “Tiki Taka” yang diterapkan Cruyff.

“Guardiola adalah sosok pemuda yang luar biasa dan rendah hati serta begitu menghormati saya sebagai seniornya.Dia ingin memahami gaya satu sentuhan, posisi di lapangan, dan permainan satu sentuhan di ruang yang sempit. Dia sangat menyukai gaya yang diterapkan Cruyff di Barcelona,” ujar Koeman.

Kehadiran Koeman membuat Guardiola semakin cepat memahami konsep gelandang bertahan ideal yang diinginkan oleh Cruyff untuk dapat diterapkannya di lapangan.Apalagi Ronald Koeman kala itu adalah salah satu pemain bertahan terbaik di dunia yang telah sukses membawa PSV Eindhoeven Juara Champions Cup 1988 dan membawa Timnas Belanda menjadi Juara Piala Eropa 1988.Guardiolapun sangat menghormati Ronald Koeman.

“Saya pikir Cruyff menempatkan kami sekamar supaya saya bisa belajar dari Koeman. Dan saya tahu kalau Koeman adalah bek terbaik yang pernah saya lihat. Tugas saya adalah mematikan lampu ketika kami akan tidur. Selain itu jika dia ingin minum, maka saya yang bangun dan mengambilkannya. Namun saya ketika itu masih muda, dan sangat wajar seperti itu. Dia bukan hanya teman sekamar, tetapi juga sahabat yang baik. Saya belajar banyak dari Koeman dan berkat bimbingannya saya lebih mudah memahami taktik yang ingin diterapkan Cruyf untuk saya jalani” ujar Josep Guardiola.

Dan dalam latihan Cruyff puas melihat Guardiola begitu cepat memahami sosok gelandang bertahan ideal yang diinginkannya.Guardiola taktis dalam melindungi para pemain bertahan,memotong serangan lawan di tengah dan mengawali proses serangan dari tengah menuju jantung pertahanan lawan.Guardiola hadir sebagai sosok penyeimbang permainan Barcelona kala bertahan dan menyerang.

Di musim 1990/1991 itu Cruyff juga merekrut bintang Bulgaria Hristo Stoichkov yang diplot sebagai pengganti Garry Lineker.Publik memang heran karena Lineker dan Stoichkov berbeda karakter.Lineker kalem dan tak pernah kena kartu sepanjang karirnya.Beda dengan Stoichkov yang pemberang dan kerap mendapat kartu.Namun publik tetap yakin dengan pilihan Cruyff.

Dan tibalah momen musim 1990/1991 dimulai.Guardiola memulai debutnya sebagai pemain inti Barcelona pada laga melawan Cadiz yang digelar 16 Desember 1990. Walau mendapat kartu kuning pada debutnya tersebut Guardiola tampil gemilang di posisi gelandang bertahan.Dirinya tampil apik bersama Nando,Jose Bakero dan Eusebio di lini tengah. Penampilan gemilangnya ini turut membawa Barcelona sukses menaklukkan Cadiz 2-0 lewat gol yang dicetak Txiki Begiristain dan Jose Bakero.

Cruyff cukup puas melihat permainan Guardiola.Seusai pertandingan dirinya merangkul Josep Guardiola dan meminta Guardiola untuk terus menempa dirinya menjadi lebih baik.Dan sejak itu Guardiola terus menjadi pilihan utama di posisi gelandang bertahan dan permainannya terus berkembang lebih baik.

Dan di akhir musim 1990/1991 itu Cruyff membawa Barcelona menghentikan dominasi Real Madrid dengan sukses membawa Barcelona
menjadi Juara Liga Spanyol musim 1990/1991.Cruyff sendiri tidak ragu menyebut bahwa Josep Guardiola adalah salah satu sosok penting di balik kesuksesan Barcelona tersebut.Sukses ini disambut gembira oleh publik Barcelona.Cruyff berhasil membuktikan insting tajamnya terhadap bakat Josep Guardiola terbukti benar.

Di musim 1991/1992 Barcelona kian mantap dalam permainannya.Mengawali musim dengan menjadi Juara Supercopa De Espana dengan menaklukkan Atletico Madrid,Barcelona tampil apik di Liga Spanyol dan Champions Cup. Josep Guardiola kian matang di posisinya sebagai gelandang bertahan.Bahkan oleh para media kala itu Guardiola dianggap sebagai gelandang bertahan terbaik di Eropa setelah bintang AC Milan Frank Rijkaard.

Di musim 1991/1992 Barcelona kembali menaklukkan Real Madrid dalam perebutan gelar Juara Liga Spanyol.Barcelona menyempurnakan sukses mereka di musim 1991/1992 dengan meraih Juara Champions Cup setelah di final menaklukkan Sampdoria 1-0 lewat gol Ronald Koeman melalui tendangan bebas.Guardiola tampil prima di final dan sukses menaklukkan bintang kawakan Brazil yang membela Sampdoria Toninho dan Attilio Lombardo dalam perang di lini tengah.Ini merupakan pertama kalinya Barcelona meraih Juara Champions Cup dalam sejarah mereka di dunia sepakbola Eropa.

Kejayaan Barcelona di tahun 1992 kian lengkap dengan keberhasilan Barcelona meraih Juara Piala Super Eropa setelah menaklukkan Werder Bremen dan meraih Juara Supercopa De Espana dengan menaklukkan Atletico Madrid.Sayang di akhir tahun Barcelona takluk 1-2 dari klub Brazil Sao Paulo di Piala Toyota.Sebuah sukses besar bagi Guardiola di usianya yang baru 21 tahun kala itu.

Majalah olahraga Italia Guerin Sportivo pada akhir tahun 1992 bahkan menyebut Guardiola sebagai “Pemain Terbaik Dunia” untuk kategori pemain di bawah usia 21 tahun.Namun Guardiola tidak besar kepala. ”Saya masih harus banyak belajar dan sukses ini tidak bisa saya raih tanpa bimbingan dari Johan Cruyff.Kepercayaan dan ilmu yang diberikannya kepada saya sangat berarti di usia saya yang masih muda ini” ujar Guardiola.

Kesuksesan Barcelona di bawah asuhan Cruyff ini terus berlanjut dengan meraih Juara Liga Spanyol musim 1992/1993 dan musim 1993/1994.Sebuah era sukses yang diraih Barcelona setelah sukses menumbangkan dominasi Real Madrid.Kehebatan Guardiola makin diakui oleh para media dan tokoh sepakbola dunia.Seiring dengan pindahnya Frank Rijkaard dari AC Milan ke Ajax pada 1993 maka oleh para media Josep Guardiola dinobatkan sebagai gelandang bertahan terbaik Eropa kala itu.

Sayang seiring kekalahan Barcelona 0-4 dari AC Milan di Final Champions Cup 1994 dan konflik yang muncul antara Cruyff dengan para pemain seperti Andoni Zubizaretta,Julio Salinas,Romario,Michael Laudrup,Hristo Stoichkov dll membuat kekuatan Barcelona mulai limbung.Apalagi pada awal musim Laudrup,Zubizaretta,Juan Andoni Goikotxea dan Salinas memutuskan hengkang di awal musim 1994/1995.Memang Barcelona mendatangkan bintang Rumania George Hagi dan mempromosikan beberapa bintang dari Barcelona B seperti Oscar Garcia,Roger Garcia dan putra Cruyff yaitu Jordi Cruyff namun permainan mereka tidak segemilang ketika Barcelona berjaya pada musim 1990/1991 hingga 1993/1994. Josep Guardiola

Pada awal musim Barcelona masih mampu meraih Juara Supercopa De Espana 1994 setelah menaklukkan Real Zaragoza.Namun perjalanan mereka tersendat di liga.Apalagi pada awal Januari 1995 Romario memutuskan hengkang ke Flamengo.Ditambah konflik yang kian memanas antara Cruyff dengan Hagi dan Stoichkov akhirnya Barcelona takluk dari Real Madrid dalam perebutan Juara Liga Spanyol musim 1994/1995 karena hanya menduduki peringkat 4 di klasemen akhir dan tersingkir di babak 8 besar Champions League. Josep Guardiola

Di musim 1995/1996 Barcelona membangun kekuatan baru seiring pindahnya Ronald Koeman ke Feyenoord dan Hristo Stoichkov ke Parma dan hadirnya bintang muda berbakat dari Portugal seperti Luis Figo dan bintang muda yang dipromosikan dari Barcelona B Ivan De La Pena. Josep Guardiola dinobatkan sebagai kapten kedua Barcelona setelah Jose Bakero.Sebuah tanggung jawab yang diterima Guardiola dengan sepenuh hati.Walau mulai membaik dari musim sebelumnya namun akhirnya Barcelona harus puas berada di peringkat ke-3 di Liga Spanyol musim 1995/1996.Manajemen Barcelona akhirnya memutuskan untuk memberhentikan Johan Cruyff pada akhir musim

Keputusan ini disambut dengan perasaan sedih oleh Josep Guardiola.Secara khusus Guardiola menemui Cruyff menjelang kepergiannya dari Barcelona jelang kepergiannya dari Barcelona untuk mengucapkan terima kasih dan salam perpisahan kepada Cruyff. “Kepergian Cruyff dari Barcelona adalah kehilangan besar bagi saya.Tanpa dirinya saya bukanlah siapa – siapa.Jasanya terlalu besar dalam karir dan hidup saya” ungkap Guardiola.

Total 11 gelar dipersembahkan oleh Johan Cruyff selama menangani Barcelona selama 8 tahun.Dari 11 gelar tersebut, 9 diantaranya diraih ketika Johan Cruyff merekrut Pep Guardiola ke tim utama Barcelona. Ini bukti bahwa naluri tajam Cruyff bahwa Guardiola akan berkembang dalam asuhannya dan memberikan kontribusi positif bagi Barcelona benar – benar terbukti.

Dan akhirnya Guardiola tetap bertahan dalam skuad Barcelona dan kian memantapkan posisinya di Barcelona serta dinobatkan sebagai kapten tim walau pelatih berganti kepada Bobby Robson dan Louis Van Gaal.Sayang posisinya mulai goyah seiring munculnya bintang muda Barcelona Xavi Hernandez di era kepelatihan Louis Van Gaal.Dan posisinya kian tergeser ketika Lorenzo Serra Ferrer memegang posisi pelatih pada musim 2000/2001 hingga akhirnya Guardiola memutuskan hengkang dari Barcelona ke Brescia pada akhir musim 2000/2001.

Total 16 trofi dipersembahkan oleh Guardiola kepada Barcelona selama karirnya sebagai pemain.Sayang sinarnya kurang cerah ketika dirinya pindah ke Brescia.Seusai dari Brescia Guardiola pindah ke AS Roma,Al Ahli dan akhirnya menutup karirnya di Liga Meksiko bersama klub Dorados pada akhir musim 2005/2006.

Seusai mundur dari pemain, Josep Guardiola mencoba menekuni dunia kepelatihan.Secara tegas Guardiola menjadikan pola khas “Tiki Taka” warisan Cruyff sebagai patronnya dalam melatih.Pola “Tiki Taka” yang dimodifikasi dengan sempurna oleh Guardiola terbukti sukses membuat Guardiola meraih kesuksesan besar dalam karir kepelatihannya bersama Barcelona,Bayern Muenchen dan Manchester City.Guardiola membawa klub – klub tersebut berjaya di Liga,Eropa dan Internasional.

Prestasinya sebagai pelatih bahkan jauh melebihi prestasi Cruyff yang merupakan gurunya.Hingga musim 2023/2024 lalu total 39 gelar diraih oleh Guardiola sebagai pelatih dengan 15 diantaranya diraihnya ketika melatih Bracelona. Namun Josep Guardiola tidak lupa daratan. Dengan penuh kerendahan hati Guardiola mengakui bahwa dirinya tidak akan sukses tanpa bimbingan Johan Cruyff.

Ketika Johan Cruyff meninggal dunia pada 24 Maret 2016 Guardiola merasa sangat kehilangan sosok seorang guru dan orang tua dalam hidupnya. Josep Guardiola tidak dapat menahan air matanya ketika melayat jenazah Cruyff dan diwawancarai wartawan saat itu.

“Lupakan soal titel, saya memenangi lebih banyak gelar juara daripada dirinya. Rasa terima kasih kita semua padanya tidaklah berbatas, demikian juga warisannya.Tanpa Cruyff saya bukan siapa – siapa ” ujar Josep Guardiola kepada wartawan.

“Dan warisannya tidak bisa diukur dengan trofi-trofi. Yang lebih penting adalah dia membuat perubahan. Johan Cruyff mengubah dua klub. Tapi, bukan hanya Ajax dan Barcelona, dia juga mengubah dua tim nasional: Belanda dan Spanyol.”

“Apa yang dilakukannya pada sepakbola tidak bisa dibandingkan dengan apa pun. Sepakbola yang dimainkan Barcelona dalam 25 tahun terakhir berutang padanya dan itu sesuatu yang tidak bisa dilupakan dan diruntuhkan” kata Josep Guardiola.

Sebuah bukti  Josep Guardiola tidak lupa akan peran besar Johan Cruyff dalam karir sepakbolanya baik sebagai pemain dan pelatih. Dan duniapun mengakui ketajaman naluri Cruyff terhadap bakat Guardiola terbukti dengan prestasi yang ditorehkan Guardiola baik sebagai pemain maupun pelatih.

Pos terkait