zapbg.com – Timnas Inggris mempunyai aturan unik selama berlangsungnya gelaran Piala Eropa 2024, yang diterapkan oleh Gareth Southgate selaku pelatih tim.
Aturan unik tersebut adalah larangan buat pemain Timnas Inggris untuk membahas tentang adu penalti selama turnamen berlangsung.
Keputusan ini didasari oleh kegagalan Timnas Inggris di turnamen-turnamen besar sebelumnya, di mana mereka sering kali tumbang di babak adu penalti. Southgate ingin para pemainnya fokus pada permainan dan tidak terbebani oleh pikiran tentang adu penalti.
“Kami tidak akan membahas tentang adu penalti,” tegas Southgate.
baca juga yuk -> Portugal Tersingkir di Euro 2024, Cristiano Ronaldo Memutuskan Pensiun dari Timnas??
“Kami ingin fokus pada apa yang bisa kami lakukan dalam 90 menit atau 120 menit pertandingan. Kami percaya diri dengan kemampuan kami dan kami akan memberikan segalanya di lapangan.” tambah.
Aturan ini tentu saja menuai pro dan kontra. Ada yang mendukung keputusan Southgate, dengan alasan agar pemain Timnas Inggris tidak terbebani secara mental.
Namun, ada juga yang berpendapat bahwa membahas tentang adu penalti dapat membantu pemain dalam mempersiapkan diri jika skenario tersebut terjadi.
Terlepas dari pro dan kontra, Southgate yakin bahwa keputusannya ini adalah yang terbaik untuk timnya. Ia ingin para pemainnya fokus pada satu pertandingan pada satu waktu dan tidak memikirkan hal-hal yang di luar kendali mereka.
Aturan unik ini menjadi bukti kesigapan Southgate dalam memotivasi timnya. Ia ingin membawa Inggris meraih kejayaan di Euro 2024, dan ia yakin bahwa larangan membahas adu penalti adalah salah satu kuncinya.
Akankah strategi Southgate ini berhasil membawa Inggris meraih gelar juara Euro 2024? Mari kita nantikan bersama!
Apa yang dilakukan Southgate bukan tanpa dasar, aturan unik ini pun berdasarkan jasa analis dan psikolog yang digunakan sang pelatih. Hal tersebut sebagaimana laporan Sport Bible pada Senin (8/7).
Dalam laporan itu, semua kiper timnas Inggris yakni Pickford, Marc Guehi dan Ezri Konsa dipercaya telah dilarang menjawab pertanyaan tentang adu penalti selama Piala Eropa 2024 di Jerman.
Tidak hanya itu, Southgate hanya menyuruh seorang stafnya yang berbicara soal teknik penalti kepada skuad yang ada.
Sosok tersebut adalah Chris Markham, yang bekerja sebagai Game Insights Lead di FA selama empat tahun. Dia dipercaya telah membantu mengubah mental para pemain Inggris dalam adu penalti.
Dalam buku ‘Pressure: Lessons From The Psychology of The Penalty Shootout’ yang ditulis oleh professor olahraga asal Norwegia, Geir Jordet, Markham membeberkan keterlibatannya menjelang Piala Dunia 2018 lalu di Timnas Inggris.
“Saya rasa saya menemukan kutipan dari kelima manajer Inggris terakhir sebelum Gareth Southgate, tidak termasuk Sam Allardyce, yang mengatakan bahwa adu penalti adalah lotere, penalti tergantung pada keberuntungan, atau bahwa Anda tidak dapat mempraktikkan tekanan seperti itu,” ujar Markham, dikutip dari Sportbible.
“Dari sudut pandang psikologis, berbicara tentang lotere menghilangkan rasa kepemilikan dari para pemain. Dan itulah yang ingin saya berikan kepada mereka kembali,” imbuhnya.
“Untuk mengendalikan bukan hanya tendangan itu sendiri tetapi seluruh prosesnya. Awalnya itu tentang kontrol yang dirasakan. Bagaimana kita dapat meningkatkan tingkat kontrol yang dirasakan bagi para pemain dan staf dan semua orang?” tuturnya.
“Beruntung bagi kami, Gareth dan stafnya sangat berpikiran terbuka dan menghargai pekerjaan yang berkualitas baik. Namun, mereka tidak mau menerima orang bodoh, jadi kami tahu bahwa standarnya harus sangat tinggi,” jelasnya.
“Bicara tentang langkah awal, sudut, kecepatan, Anda tahu segalanya mulai dari teknik pernapasan, area bidikan yang optimal, penjaga gawang, cara melihat dengan topeng tatapan dan kacamata,” pungkasnya.